EFEK PEMBEBANAN
Efek pembebanan adalah tegangan drop dalam
rangkaian listrik yang disebabkan oleh tahanan dalam meter. Suatu ammeter ideal
akan mengukur arus listrik tanpa penghantar setiap tegangan drop yang dapat
dipertimbangkan. Dalam praktek efek pembebanan akan dapat diabaikan pada saat
tahanan rangkaian besar disbanding tahanan dalam meter.
Level arus yang besar diukur pada sumber jaringan
industri dan perumhan, komunikasi dan jaringan tingggi lainya. Ukuran arus
rendah dibuat untuk radio penerima,tape recorder dan peralatan llistrik lainya.
Efek pembebanan ammeter bias menjadi kritis bila tahanan dalam meter
menunjukkan substansi dari komponen tahanan suatu rangkaian.
Efek Pembebanan Pada Amperemeter dan
Voltmeter
A.
1.
Voltmeter
Perhatikan rangkaian
berikut:
gambar.1
Untuk mengukur ujung
–ujung tahanan 50 kOhm untuk pengukuran
ini tersedia dua voltmeter
V1 mempunyai S = 1000 Ohm/V
V2 mempunyai S = 20000
Ohm/V
a.
Pembacaan voltmeter
b.
Kesalahan tiap pembacaan
Voltmeter 1 memiliki
tahanan 50 V x 1000 Ohm/V = 50 KOhm, pada rangkuman 50 V
V1 = 25 Kohm/125 Kohm x
150 V = 30 V
Voltmeter 2 meliki
tahanan 50 V x 20 Kohm/V = 1 Mohm, pada
rangkuman 50 V
V2 = 47,6 KOhm/147,6 Kohm x 150 V =
48,36 V
Kesalahan
pembacaan
V1
= (50 V – 30 V)/50 V x 100 % = 40 %
V2
= ( 50 V – 48,36 V)/50 V x 100 % = 3,28 %
Dari
contoh dapat dilihat bahwa voltmeter yang dipasang memberikan penunjukan harga
tegangan yang lebih rendah dari harga tegangan yang sebenarnya karena dengan
adanya voltmeter ini dihasilkan tahanan ekivalen yang lebih kecil dari pada
tahanan rangkaian sesungguhnya, efek ini disebut efek pembebanan.
Sensitivitas voltmeter
Sensitivitas S, adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu : S = 1 / IdpSensitivitas S dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk menentukan tahanan pengali voltmeter arus searah . R = (S x V) - Rm
Dimana : S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
Dimana : S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi sakelar
Rs = tahanan pengali
Rm = tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)
Tindakan pencegahan yang umum bila menggunakan sebuah voltmeter adalah :
- Periksa polaritas yang benar. Polaritas yang salah (terbalik) menyebabkan voltmeter menyimpang kesumbat mekanis dan ini dapat merusak jarum.
- Hubungkan voltmeter paralel terhadap rangkaian atau komponen yang akan diukur tegangannya.
- Bila menggunakan rangkuman ganda, gunakan selalu rangkuman tertinggi dan kemudian turunkan sampai diperoleh pembacaan naik yang baik.
- Selalu hati-hati terhadap efek pembebanan. Efek ini dapat diperkecil dengan menggunakan rangkuman setinggi mungkin (dan sensitivitas paling tinggi). Ketepatan pengukuran berkurang bila penunjukan berada pada skala yang lebih rendah
2. Amperemeter
Efek pembebanan terjadi
juga jika kita mengunakan amperemeter.
gambar.2
Dari rangkaian diatas
dapat dilihat bahwa tanpa amperemeter arus yang mengalir kebeban adalah:
I0 = E0
+ R0
Bila kita pasang
amperemeter, maka impedansi rangkaian bertambah dan arus yang mengalir menjadi:
IL = Eo /(Ro+Rm)=( IoRo ) / (Ro+Rm)=Io /(1+Rm/Ro)
Dari persamaan ini amperemeter yang
dipasang memberikan penunjukan harga arus yang lebih kecil dari harga arus yang
sesungguhnya. Efek pembebanan ini dapat diperkecil bila Rm <<Ro artinya
tahanan amperemeter harus sekecil mungkin.
B.
Konstruksi ammeter dan voltmeter
1.
Amperemeter
Kontruksi
sederhana dari amperemeter DC adalah jenis PMMC. Karena kumparan PMMC kecil dan
kemampuan hantar arusnya tebatas, maka hanya dapat dilalui oleh arus kecil
saja. Jika I yang besar akan diukur, maka sebagian arus dilewatkan pada tahanan
yang di pasang parallel dengan kumparan PMMC seperti pada gambar:
gambar.3
Rm
= tahanan kumparan
Rs
= tahanan yang dipasang parallel dengan kumparan
Im
= arus maksimum yang boleh lewat kumparan
I
= arus total yang diukur atau arus skala penuh
Vshunt = Vkumparan
Is
Rs = Im Rm
Karena
I = Is + Im
Maka
: Rs =(Im.Rm)/(I - Im)
Sebuah
amperemeter yang mempunyai beberapa range pengukuran, maka beberapa tahanan
shunt dapat dipasang dengan konfigurasi berikut:
1.
Amperemeter rangkuman ganda (Multirange
Ammeter )
Rangkaian ini memiliki
empat shunt yang dihubungkan parallel terhadap alat ukur agar menghasilkan
empat batas ukur yang berbeda.
gambar.4
2.
Shunt Ayrton ( shunt Universal )
Rangkaian ini dapat
mencegah kemungkinan penggunaan alat ukur tanpa tahanan shunt sehingga memiliki
keuntungan yaitu nilai tahanan total yang lebih besar.
gambar.5
Hal – hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan amperemeter DC:
-
Amperemeter selalu dihubungkan seri
dengan beban atau dengan rangkaian yang akan diukur arusnya.
-
Polaritas amperemeter harus sesuai
dengan rangkaian.
-
Bila menggunakan multirange, pertama
kali gunakan range yang tertinggi kemudian diturunkan sampai mendekati skala
penuh pada range tersebut.
2. Voltmeter
gambar.6
alat ukur jenis permanent magnet moving coil
Voltmeter yang umum terdiri dari sebuah jarum
meteran yang dapat bergerak disusun seri dengan sebuah resistansi yang
berfungsi sebagai pembatas arus. Meteran ini disebut dengan kumparan bergerak
magnet permanen (dalam bahasa inggris : permanent-magnet moving coil disingkat
PMMC) seperti tampak pada gambar , atau yang digital disebut digital panel
meter (DPM). PMMC terdiri dari sebuah elektromagnet yang dilitkan ke sebuag
batang. Ketika ada tegangan yang dipasangkan ke terminalnya (voltmeter), arus
yang kecil akan mengaliri voltmeter. Karena muatan mengalir melewati kumparan
elektromagnet, dihasilkan medan magnet. Karena kumparan yang bisa bergerak ini
diletakkan di dalam magnet permanen, magnet tersebut akan berinteraksi dengan
medan magnet yang dihasilkan kumparan tadi hingga menyebabkan gaya tolakan yang
proporsional dengan arus yang mengaliri voltmeter (pada bagian lain akan
dipelajari bahwa medan magnet bisa dihasilkan oleh arus listrik) . Nilai arus
yang menyebabkan jarum bergerak menuju posisi maksimumnya disebut arus skala
simpangan penuh (full scale deflection current) dan biasanya
dilambangkan dengan Ifsd. Ifsd pada suatu voltmeter analog dapat dihitung dari
sensitivitasnya, S, yang biasanya tertera pada voltmeter dinyatakan dalam volt
per ohm. Sensitivitas didefiniskan sebagai
S = 1/Ifsd
Bila arus yang mengalir pada rangkaian kurang dari
Ifsd, maka pembacaannya proporsional dengan nilai arus yang mengalir, dihitung:
Simpangan = 100 % × (I / Ifsd)
Bila arus
berlebih mengaliri voltmeter,
jarum penahan bisa rusak atau jarum penunjuk itu sendiri dapat rusak.
Karena medan magnet yang ditimbulkan oleh arus nilainya ekstrim,
maka nilai resistansi PMMC biasanya dibuat dalam orde beberapa ribu ohm.
Resistansi dari meteran, disingkat Rm. Untuk membatasi arus
yang melalui kumparan PMMC agar tidak melampaui harga I maksimumnya, maka
dipasang tahanan yang seri dengan kumparan dan disebut tahanan multiplier
seperti pada gambar 7:
gambar.7
contoh PMMC
Im
= arus maksimum yang boleh melewati kumparan
Rm
= tahanan kumparan
Rs
= tahanan seri / multiplier
V
= tegangan total yang diukur atau tegangan skala penuh sesuai dengan range
voltmeter.
V=
Im (Rs + Rm )
Rs=(V/Im) - Rm
gambar.8 skematik voltmeter sederhana
Dengan menyusun PMMC seri dengan
sebuah resistor seperti tampak pada gambar 5, ini sudah memungkinkan membuat
suatu rangkaian sederhana yang mampu mengukur tegangan.
Pada gambar rangkaian gambar 8,
resistor Rs digunakan untuk membatasi nilai arus sehingga pergerakan
dari jarum meteran tidak pernah melebihi Ifsd. Nilai resistor tidak
hanya bergantung pada jenis meteran yang digunakan, tetapi juga dari range
pengukuran yang dipilih. Kita ingin mendapatkan simpangan yang maksimum ketika
meteran mengukur tegangan maksimum pada skala yang dipilih. Ketika kita telah
memilih range pengukuran pada alat ukur, maka selanjutnya kita membuat angka
penyekalaan dari beberapa hasil pengukuran untuk
Gambar 9
Penyekalaan umum sebuah voltmeter
membantu pengguna voltmeter membaca
hasil pengukuran. Misal skala yang ditunjukkan pada gambar 9 dibuat untuk
voltmeter yang memiliki range pengukuran 10-V. Pada meteran gambar 9, meteran
akan menunjukkan pembacaan tegangan maksimum (10 V) ketika arus yang melewati
meteran sama dengan Ifsd.
RT = Vrange /
Ifsd = S x Vrange
Karena jarum penunjuk meteran
mempunyai resistansi Rm, kita dapat menghitung resistansi seri yang dibutuhkan
sebesar
Rs = RT – Rm
atau Rs = (Vrange
/ Ifsd )– Rm
Dengan menambahkan tombol selektor,
hal ini memungkinkan untuk mendisain voltmeter yang memiliki range pengukuran
yang berbeda-beda (multirange), seperti ditunjukkan gambar 10, adalah
voltmeter yang memiliki pengukuran multirange.
Gambar
10Skematik
voltmeter dengan disain multirange
Untuk voltmeter yang memiliki
pengkuran multirange, umumnya peneyekalaan disetel untuk menyederhanakan
pembacaan. Contoh berikut ini akan
mengilustrasikan bagaimana sebuah voltmeter multirange didisain dan bagaimana
skala yang dibuat bisa dibaca.
Contoh
Disain sebuah voltmeter yang
memiliki range pengukuran sebesar 20-V, 50-V, dan 100-V dan gunakan meteran
yang mempunyai Ifsd = 1 mA dan Rm = 2 kΩ.
Solusi : Range 20-V : Menggunakan persamaan 5-14, kita menghitung
resistansi seri yang dibutuhkan yaitu
R1 = (20 V/ 1 mA) – 2 kΩ
= 18 kΩ
Cara yang sama untuk range yang
lainnya,
Range 50-V :
R2 = (50 V / 1 mA) – 2 kΩ
= 48 kΩ
Range 100-V :
R3 = (50 V / 1 mA) – 2 kΩ
= 98 kΩ
Rangkaian dan skalanya ditunjukkan
gambar 9. Sekarang, dengan memilih salah satu dari beberapa range pengukuran
dan menggunakan skala, kita dapat mengukur tegangan hingga 100 V.
Gambar
11
Contoh soal voltmeter dengan multirange
Contoh
Bila voltmeter pada contoh diatas
digunakan untuk mengukur tegangan pada sumber tegangan 40-V, hitunglah range
pengukuran mana yang dipilih? Hitung arus yang melewati meteran dan hitung
persentase simpangannya.
Solusi : Kita tidak bisa menggunakan range pengukuran yang 20-V,
karena ini dapat menyebabkan arus melebihi nilai Ifsd. Namun, range
pengukuran yang 50-V dan 100-V dapat dipakai.
Range 50-V : Bila range ini
digunakan, maka arus yang mengalir pada rangkaian ditunjukkan pada gambar 10
Gambar
12
Penyekalaan dan rangkaian multirange voltmeter
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita
dapat menghitung arus yang mengalir pada rangkaian yaitu
I = 40 V / (48 kΩ + 2 kΩ) = 0. 8 mA
Presentase simpangannya adalah
Simpangan = 100%x (0.8 mA / 1 mA) =
80%
Range 100-V: Bila range ini yang
kita pilih, maka arus yang mengalir pada rangkaian ditunjukkan pada gambar 10
Gambar
13
Range 100V
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita
dapat mengukur arus pada rangkaian adalah
I = 40 V / (98 kΩ + 2 kΩ) = 0.4 mA
Simpangan yang terjadi saat
pengukuran menggunaka range ini adalah
Simpangan = 100% × (0.4 mA / 1mA) =
40%
Walaupun sebenarnya kita bisa
mengukur tegangan menggunakan beberapa range pengukuran, namun secara umum
hasil pengukuran yang bisa diterima adalah saat hasil pengukuran itu mempunyai
simpangan yang maksimum. Pada contoh 5-14, lebih baik kita menggunakan range
pengukuran yang 50-V (walaupun sebenarnya kita juga bisa memakai yang range
100-V) karena menghasilkan simpangan yang maksimum saat menggunakan range 50V.
bagaimana caranya jadi 47,6k ohm pada pembacaan voltmeter 2?
BalasHapus