Powered By Blogger

Rabu, 15 Oktober 2014

PEMBUATAN OHMMETER ANALOG MULTIRANGE

A.   Pengertian Ohmmeter
Ohm-meter adalah alat yang di gunakan untuk  mengukur hambatan listrik. Di dalam ilmu elektronika, tahanan/resistansi mengandung 2 pengertian, yaitu :
Ø  Tahanan (resistansi) sebagai sebuah nama untuk salah satu komponen yaitu resistor.
Ø  Perlawanan yang di berikan oleh bahan yang terbuat dari  bahan semi konduktor (seperti : transistor dan diode) yang keduanya terdapat nilai tahanan (resistansi), dan komponen yang terbuat dari bahan konduktor (seperti : resistor, kapasitor, tranformator, dan coil (gulungan).
Melalui pengukuran nilai tahanan/resistan (resistance) yang terdapat pada komponen yang berada di luar rangkaian, kita dapat mengetahui apakah sebuah komponen masih dapat berfungsi dengan baik dan masih dapat digunakan atau sudah rusak. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm (Ω).

Ohmmeter terbagi atas 2 macam, yaitu ohmmeter digital dan ohmmeter analog


Gambar 1. Ohmmeter analog dan digital
A.     Prinsip dasar Ohmmeter
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkuit itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit. Oleh karena itu ohmmeter membutuhkan sebuah sumber listrik DC.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuit lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:









dimana:
R= Tahanan ( Ohm / Ω)
V= Tegangan (Volt)
I= Arus ( ampere )

Dengan mengetahui teganan sumber  (V),dan arus (I)  yang mengalir pada resistor berarti dapat dihitung nilai tahanan/resistansin (R) yang tidak diketehui. Ohm meter hanya dapat mengukur hambatan beberapa digit saja, sedangkan untuk mengukur hambatan tingkat tinggi yang sampai menggunakan mega ohm (juta ohm) alat yang digunakan adalah mega ohm meter atau sering disebut dengan megger. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm. pengkalibrasian ohmmeter tediri dari X1,X10,X100,X1K, dan X10K.
B.     Tipe – tipe Ohmmeter
1.      OHM Meter Tipe Seri
Ohmmeter tipe seri sesungguhnya mengandung sebuah gerakan d’Arsonval yang dihubungkan seri dengan tahanan dan battery  ke sepasang terminal untuk hubungan ke tahanan yang tidak diketahui. Berarti arus melalui alat ukur bergantung pada tahanan yang diketahui, dan indikasi alat ukur sebanding dengan nilai yang tidak diketahui, dengan syarat bahwa masalah kalibrasi diperhitungkan.
Pada pengukuran Ohmmeter tipe seri pembacaan pada papan skala dari kanan ke kiri.


gambar 2. Papan skala Ohmmeter tipe seri
















Dimana :
R1 = tahanan pembatas
R2 = tahanan pengatur nol
 E = batere didalam alat ukur
Rm = tahnan dalam d’ Arsonval
Rx = tahanan yang tidak diketahui
Desain dapat didekati dengan mengingat bahwa, jika Rh menyatakan arus ½ Idp, tahanan yang tidak diketahui harus sama dengan tahanan dalam total ohmmeter.
 
2.      Ohmmeter Tipe Shunt
Diagram rangkaian sebuah ohmmeter tipe shunt ditunjukkan pada dibawah. Alat ini terdiri dari senuah tahanan pengatur R1 dan gerak d’Arsonval. Tahanan yang akan diukur dihubungkan ke terminal-terminal A dan B. Di dalam rangkaian ini diperlukan sebuah sakelar menghidupkan mematikan (off-on switch) untuk meutuskan hubungan batere ke rangkaian bila instrumen tidak digunakan.
Pada pengukuran Ohmmeter tipe shunt pembacaan pada papan skala dari kiri ke kanan.










Analisa ohmmeter tipe shunt serupa dengan ohmmeter tipe seri, arus skala penuh adalah








Dimana :
 E = Tegangan batere
R1 = tahanan pembatas arus
Rm = tahanan-dalam dari gerakan
Rh = tahanan luar yang menyebabkan defleksi 0.5 skala



C.     Cara Menggunakan Ohmmeter


gambar 3. Pengkalibrasian ohmmeter
  1. Pastikan posisi membaca alat ukurnya
  2. Pastikan membaca dari KANAN ke KIRI
  3. Tentukan sistim perkalian yang digunakan
  4. Hubungkan kedua ujung probe
  5. Kalibrasi terlebih dulu untuk menentukan angka“0” , ( dengan tetap kedua ujung probe terhubung) dengan cara mengatur potensio kalibrasi
  6. Setelah yakin jarum menunjuk angka “0”  lepas ujung probe  yang terhubung,siap untuk digunakan mengukur tahanan/hambatan/resistor
D.     Cara perhitungan ohmmeter :
·         Cara membaca ohmmeter sangat mudah, anda hanya membaca nilai pada papan skala ohmmeter kemudian kalikan dengan factor pengali.
Nilai terukur = angka jarum penunjuk x factor pengali
Contoh :
Jarum penunjuk = 10
Factor pengali = x1
Nilai terukur = 10 x 1 =10 ohm
Sebelum menggunakan ohmmeter, ada beberapa hal yang harus di perhatikan :
1.      Pastikan rangkaian yang hendak diukur dalam kondisi tidak bertegangan dan dinetralkan terlebih dahulu sebelum ohmmeter dihubungkan ke rangkaian.
2.      Pilihlah factor pengali yang lebih besar daripada komponen yang akan di ukur, agar saat melakukan pengukuran tidak melebihi batas ukur pada skala ohm dan tidak merusak jarum penunjuk.
3.      Lakukan pengkalibrasian terlebih dahulu (zero ohm) agar tidak terjadi kesalahan pengukuran
4.      Ketika selesai menggunakan ohmmeter, arahkan sakelar pemilih/range selector ke posisi OFF,
Kesimpulan :
Ö Ohmmeter adalah alat ukur hambatan listrik yang memiliki satuan ohm dan digunakan untuk mengetahui besar hambatan suatu konduktor (penghantar listrik), dan bahan semi konduktor.
Ö Ohmmeter terbagi 2 yaitu Ohmmeter analog dan digital.
Ö Dengan rumus R = V / I.
Ö Pada ohmmeter tipe seri pembacaan pada papan skala di baca dari kanan ke kiri.
Ö Ohmmeter tipe shunt pembacaan pada papan skala d baca dari kiri ke kanan.
Ö Ohmmeter tipe shunt jarang di pakai karena hanya dapat mengukur sampai 500 Ω.
Ö Ohm meter sendiri erat kaitannya dengan hukum ohm, hukum tersebut berbunyi:

"bila hambatan tetap, maka arus dalam setiap rangkaian berbanding lurus dengan tegangan. Bila tegangan bertambah maka arus pun akan bertambah dan bila tegangan berkurang maka arus pun juga akan berkurang. Bila tegangan tetap, maka arus dalam rangkaian akan berbanding terbalik dengan hambatan. Bila hambatan bertambah maka arus akan berkurang dan bila hambatan berkurang maka arus akan bertambah."



Sabtu, 11 Oktober 2014

EFEK PEMBEBANAN DAN KONSTRUKSI AMMETER DAN VOLTMETER


EFEK PEMBEBANAN
Efek pembebanan adalah tegangan drop dalam rangkaian listrik yang disebabkan oleh tahanan dalam meter. Suatu ammeter ideal akan mengukur arus listrik tanpa penghantar setiap tegangan drop yang dapat dipertimbangkan. Dalam praktek efek pembebanan akan dapat diabaikan pada saat tahanan rangkaian besar disbanding tahanan dalam meter.
Level arus yang besar diukur pada sumber jaringan industri dan perumhan, komunikasi dan jaringan tingggi lainya. Ukuran arus rendah dibuat untuk radio penerima,tape recorder dan peralatan llistrik lainya. Efek pembebanan ammeter bias menjadi kritis bila tahanan dalam meter menunjukkan substansi dari komponen tahanan suatu rangkaian.
Efek Pembebanan Pada Amperemeter dan Voltmeter
A.    
1.      Voltmeter
Perhatikan rangkaian berikut:
gambar.1
Untuk mengukur ujung –ujung tahanan  50 kOhm untuk pengukuran ini tersedia dua voltmeter
 V1 mempunyai S = 1000 Ohm/V
V2 mempunyai S = 20000 Ohm/V
a.       Pembacaan voltmeter
b.      Kesalahan tiap pembacaan
Voltmeter 1 memiliki tahanan 50 V x 1000 Ohm/V = 50 KOhm, pada rangkuman 50 V
V1 = 25 Kohm/125 Kohm x 150 V = 30 V
Voltmeter 2 meliki tahanan 50 V x 20 Kohm/V =  1 Mohm, pada rangkuman 50 V
V2 = 47,6 KOhm/147,6 Kohm x 150 V = 48,36 V
Kesalahan pembacaan
V1 = (50 V – 30 V)/50 V  x 100 % = 40 %
V2 = ( 50 V – 48,36 V)/50 V x 100 % = 3,28 % 
Dari contoh dapat dilihat bahwa voltmeter yang dipasang memberikan penunjukan harga tegangan yang lebih rendah dari harga tegangan yang sebenarnya karena dengan adanya voltmeter ini dihasilkan tahanan ekivalen yang lebih kecil dari pada tahanan rangkaian sesungguhnya, efek ini disebut efek pembebanan.
Sensitivitas voltmeter           
Sensitivitas S, adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu : S = 1 / IdpSensitivitas S dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk menentukan tahanan pengali voltmeter arus searah . R = (S x V) - Rm
Dimana : S          = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
                 V         = rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi sakelar
                 Rs        = tahanan pengali
                 Rm      = tahanan-dalam alat ukur (ditambah  tahanan seri)

Tindakan pencegahan yang umum bila menggunakan sebuah voltmeter adalah :
  • Periksa polaritas yang benar. Polaritas yang salah (terbalik) menyebabkan voltmeter menyimpang  kesumbat mekanis dan ini dapat merusak jarum. 
  • Hubungkan voltmeter paralel terhadap rangkaian atau komponen yang akan diukur tegangannya. 
  • Bila menggunakan rangkuman ganda, gunakan selalu rangkuman tertinggi dan kemudian turunkan sampai diperoleh pembacaan naik yang baik.
  •  Selalu hati-hati terhadap efek pembebanan. Efek ini dapat diperkecil dengan menggunakan rangkuman setinggi mungkin (dan sensitivitas paling tinggi). Ketepatan pengukuran berkurang bila penunjukan berada pada skala yang lebih rendah

2.      Amperemeter
Efek pembebanan terjadi juga jika kita mengunakan amperemeter.
gambar.2

Dari rangkaian diatas dapat dilihat bahwa tanpa amperemeter arus yang mengalir kebeban adalah:
I0 = E0 + R0
Bila kita pasang amperemeter, maka impedansi rangkaian bertambah dan arus yang mengalir menjadi:
IL = Eo /(Ro+Rm)=( IoRo ) / (Ro+Rm)=Io /(1+Rm/Ro)


Dari persamaan ini amperemeter yang dipasang memberikan penunjukan harga arus yang lebih kecil dari harga arus yang sesungguhnya. Efek pembebanan ini dapat diperkecil bila Rm <<Ro artinya tahanan amperemeter harus sekecil mungkin.
B.   Konstruksi ammeter dan voltmeter
1.      Amperemeter
Kontruksi sederhana dari amperemeter DC adalah jenis PMMC. Karena kumparan PMMC kecil dan kemampuan hantar arusnya tebatas, maka hanya dapat dilalui oleh arus kecil saja. Jika I yang besar akan diukur, maka sebagian arus dilewatkan pada tahanan yang di pasang parallel dengan kumparan PMMC seperti pada gambar:
 
gambar.3
Rm = tahanan kumparan
Rs = tahanan yang dipasang parallel dengan kumparan
Im = arus maksimum yang boleh lewat kumparan
I = arus total yang diukur atau arus skala penuh

Vshunt = Vkumparan
Is Rs = Im Rm
Karena I = Is + Im

Maka : Rs =(Im.Rm)/(I - Im)

Sebuah amperemeter yang mempunyai beberapa range pengukuran, maka beberapa tahanan shunt dapat dipasang dengan konfigurasi berikut:
1.      Amperemeter rangkuman ganda (Multirange Ammeter )
Rangkaian ini memiliki empat shunt yang dihubungkan parallel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang berbeda.
 
gambar.4
2.      Shunt Ayrton ( shunt Universal )
Rangkaian ini dapat mencegah kemungkinan penggunaan alat ukur tanpa tahanan shunt sehingga memiliki keuntungan yaitu nilai tahanan total yang lebih besar.
 gambar.5
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan amperemeter DC:
-          Amperemeter selalu dihubungkan seri dengan beban atau dengan rangkaian yang akan diukur arusnya.
-          Polaritas amperemeter harus sesuai dengan rangkaian.
-          Bila menggunakan multirange, pertama kali gunakan range yang tertinggi kemudian diturunkan sampai mendekati skala penuh pada range tersebut.

2.      Voltmeter


gambar.6 alat ukur jenis permanent magnet moving coil
Voltmeter yang umum terdiri dari sebuah jarum meteran yang dapat bergerak disusun seri dengan sebuah resistansi yang berfungsi sebagai pembatas arus. Meteran ini disebut dengan kumparan bergerak magnet permanen (dalam bahasa inggris : permanent-magnet moving coil disingkat PMMC) seperti tampak pada gambar , atau yang digital disebut digital panel meter (DPM). PMMC terdiri dari sebuah elektromagnet yang dilitkan ke sebuag batang. Ketika ada tegangan yang dipasangkan ke terminalnya (voltmeter), arus yang kecil akan mengaliri voltmeter. Karena muatan mengalir melewati kumparan elektromagnet, dihasilkan medan magnet. Karena kumparan yang bisa bergerak ini diletakkan di dalam magnet permanen, magnet tersebut akan berinteraksi dengan medan magnet yang dihasilkan kumparan tadi hingga menyebabkan gaya tolakan yang proporsional dengan arus yang mengaliri voltmeter (pada bagian lain akan dipelajari bahwa medan magnet bisa dihasilkan oleh arus listrik) . Nilai arus yang menyebabkan jarum bergerak menuju posisi maksimumnya disebut arus skala simpangan penuh (full scale deflection current) dan biasanya dilambangkan dengan Ifsd. Ifsd pada suatu voltmeter analog dapat dihitung dari sensitivitasnya, S, yang biasanya tertera pada voltmeter dinyatakan dalam volt per ohm. Sensitivitas didefiniskan sebagai
S = 1/Ifsd
Bila arus yang mengalir pada rangkaian kurang dari Ifsd, maka pembacaannya proporsional dengan nilai arus yang mengalir, dihitung:
Simpangan  = 100 %  × (I / Ifsd)
Bila arus berlebih mengaliri voltmeter, jarum penahan bisa rusak atau jarum penunjuk itu sendiri dapat rusak. Karena medan magnet yang ditimbulkan oleh arus nilainya ekstrim, maka nilai resistansi PMMC biasanya dibuat dalam orde  beberapa ribu ohm. Resistansi dari meteran, disingkat Rm. Untuk membatasi arus yang melalui kumparan PMMC agar tidak melampaui harga I maksimumnya, maka dipasang tahanan yang seri dengan kumparan dan disebut tahanan multiplier seperti pada gambar 7:

gambar.7 contoh PMMC
Im = arus maksimum yang boleh melewati kumparan
Rm = tahanan kumparan
Rs = tahanan seri / multiplier
V = tegangan total yang diukur atau tegangan skala penuh sesuai dengan range voltmeter.
V= Im (Rs + Rm )
Rs=(V/Im) - Rm
gambar.8  skematik voltmeter sederhana
Dengan menyusun PMMC seri dengan sebuah resistor seperti tampak pada gambar 5, ini sudah memungkinkan membuat suatu rangkaian sederhana yang mampu mengukur tegangan.
Pada gambar rangkaian gambar 8, resistor Rs digunakan untuk membatasi nilai arus sehingga pergerakan dari jarum meteran tidak pernah melebihi Ifsd. Nilai resistor tidak hanya bergantung pada jenis meteran yang digunakan, tetapi juga dari range pengukuran yang dipilih. Kita ingin mendapatkan simpangan yang maksimum ketika meteran mengukur tegangan maksimum pada skala yang dipilih. Ketika kita telah memilih range pengukuran pada alat ukur, maka selanjutnya kita membuat angka penyekalaan dari beberapa hasil pengukuran untuk
Gambar 9 Penyekalaan umum sebuah voltmeter
membantu pengguna voltmeter membaca hasil pengukuran. Misal skala yang ditunjukkan pada gambar 9 dibuat untuk voltmeter yang memiliki range pengukuran 10-V. Pada meteran gambar 9, meteran akan menunjukkan pembacaan tegangan maksimum (10 V) ketika arus yang melewati meteran sama dengan Ifsd.
Dengan menggunakan hukumOhm, kita dapat menghitung resistansi total rangkaian :
RT = Vrange / Ifsd = S  x Vrange
Karena jarum penunjuk meteran mempunyai resistansi Rm, kita dapat menghitung resistansi seri yang dibutuhkan sebesar
Rs = RT – Rm atau Rs = (Vrange / Ifsd )– Rm        
Dengan menambahkan tombol selektor, hal ini memungkinkan untuk mendisain voltmeter yang memiliki range pengukuran yang berbeda-beda  (multirange), seperti ditunjukkan gambar 10, adalah voltmeter yang memiliki pengukuran multirange.
Gambar 10Skematik voltmeter dengan disain multirange
Untuk voltmeter yang memiliki pengkuran multirange, umumnya peneyekalaan disetel untuk menyederhanakan pembacaan. Contoh berikut ini akan mengilustrasikan bagaimana sebuah voltmeter multirange didisain dan bagaimana skala yang dibuat bisa dibaca.
Contoh
Disain sebuah voltmeter yang memiliki range pengukuran sebesar 20-V, 50-V, dan 100-V dan gunakan meteran yang mempunyai Ifsd = 1 mA dan Rm = 2 kΩ.
Solusi : Range 20-V : Menggunakan persamaan 5-14, kita menghitung resistansi seri yang dibutuhkan yaitu
R1 = (20 V/ 1 mA) – 2 kΩ = 18 kΩ
Cara yang sama untuk range yang lainnya,
Range 50-V :
R2 = (50 V / 1 mA) – 2 kΩ = 48 kΩ
Range 100-V :
R3 = (50 V / 1 mA) – 2 kΩ = 98 kΩ
Rangkaian dan skalanya ditunjukkan gambar 9. Sekarang, dengan memilih salah satu dari beberapa range pengukuran dan menggunakan skala, kita dapat mengukur tegangan hingga 100 V.
Gambar 11 Contoh soal voltmeter dengan multirange
Contoh
Bila voltmeter pada contoh diatas digunakan untuk mengukur tegangan pada sumber tegangan 40-V, hitunglah range pengukuran mana yang dipilih? Hitung arus yang melewati meteran dan hitung persentase simpangannya.
Solusi : Kita tidak bisa menggunakan range pengukuran yang 20-V, karena ini dapat menyebabkan arus melebihi nilai Ifsd. Namun, range pengukuran yang 50-V dan 100-V dapat dipakai.
Range 50-V : Bila range ini digunakan, maka arus yang mengalir pada rangkaian ditunjukkan pada gambar 10
Gambar 12 Penyekalaan dan rangkaian multirange voltmeter
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung arus yang mengalir pada rangkaian yaitu
I = 40 V / (48 kΩ + 2 kΩ) = 0. 8 mA
Presentase simpangannya adalah
Simpangan = 100%x (0.8 mA / 1 mA) = 80%
Range 100-V: Bila range ini yang kita pilih, maka arus yang mengalir pada rangkaian ditunjukkan pada gambar 10
Gambar 13 Range 100V
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat mengukur arus pada rangkaian adalah
I = 40 V / (98 kΩ + 2 kΩ) = 0.4 mA
Simpangan yang terjadi saat pengukuran menggunaka range ini adalah
Simpangan = 100% × (0.4 mA / 1mA) = 40%
Walaupun sebenarnya kita bisa mengukur tegangan menggunakan beberapa range pengukuran, namun secara umum hasil pengukuran yang bisa diterima adalah saat hasil pengukuran itu mempunyai simpangan yang maksimum. Pada contoh 5-14, lebih baik kita menggunakan range pengukuran yang 50-V (walaupun sebenarnya kita juga bisa memakai yang range 100-V) karena menghasilkan simpangan yang maksimum saat menggunakan range 50V.